Asuransi Konvensional pada dasarnya ialah proses Mentransfer Risiko (Risk Transfering), dalam hal ini ialah risiko keuangan yang mungkin terjadi apabila seseorang terkena musibah meninggal/sakit kritis/cacat tetap total. Risiko keuangan yang seharusnya ditanggung oleh keluarga akan ditanggung oleh perusahaan asuransi dengan cara orang tersebut membayar sejumlah besar premi yang telah ditentukan. Semua keuntungan/kerugian akan ditanggung oleh perusahaan asuransi yang mengelolanya.
Pada Asuransi Syariah, prosesnya adalah Berbagi Risiko (Risk Sharing), di mana para peserta (nasabah) bergabung dalam suatu wadah (yang dikelola secara terpisah oleh perusahaan asuransi). Risiko keuangan dalam hal ini juga ditanggung bersama oleh para peserta dengan cara orang tersebut membayar sejumlah besar kontribusi (premi). Semua keuntungan/kerugian juga akan ditanggung bersama oleh para peserta, bila ada keuntungan akan dibagikan secara merata dan bila ada kerugian akan ada mekanisme tersendiri dengan menggunakan akad-akad yang telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi yang mengelolanya.
Dua hal tersebut yang menjadi dasar perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah. Selebihnya mengenai peraturan-peraturan yang lain seperti pembagian keuntungan dan akad-akad yang digunakan adalah bagian dari asuransi syariah itu sendiri yang tidak dapat dipisahkan. Semua perusahaan asuransi dengan akad-akad yang telah ditetapkan telah disetujui oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) sehingga para nasabah/calon nasabah tidak perlu ragu lagi akan ke-syariah-annya
Penting pula untuk dimengerti bahwa semua produk syariah baik asuransi ataupun perbankan bukanlah produk yang dikhususkan oleh umat beragama tertentu, namun produk ini adalah untuk semua golongan dengan menggunakan prinsip syariah. (Diambil dari http://asuransiku.wordpress.com/2011/06/15/perbedaan-mendasar-asuransi-syariah-vs-konvensional/)
Pada Asuransi Syariah, prosesnya adalah Berbagi Risiko (Risk Sharing), di mana para peserta (nasabah) bergabung dalam suatu wadah (yang dikelola secara terpisah oleh perusahaan asuransi). Risiko keuangan dalam hal ini juga ditanggung bersama oleh para peserta dengan cara orang tersebut membayar sejumlah besar kontribusi (premi). Semua keuntungan/kerugian juga akan ditanggung bersama oleh para peserta, bila ada keuntungan akan dibagikan secara merata dan bila ada kerugian akan ada mekanisme tersendiri dengan menggunakan akad-akad yang telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi yang mengelolanya.
Dua hal tersebut yang menjadi dasar perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah. Selebihnya mengenai peraturan-peraturan yang lain seperti pembagian keuntungan dan akad-akad yang digunakan adalah bagian dari asuransi syariah itu sendiri yang tidak dapat dipisahkan. Semua perusahaan asuransi dengan akad-akad yang telah ditetapkan telah disetujui oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) sehingga para nasabah/calon nasabah tidak perlu ragu lagi akan ke-syariah-annya
Penting pula untuk dimengerti bahwa semua produk syariah baik asuransi ataupun perbankan bukanlah produk yang dikhususkan oleh umat beragama tertentu, namun produk ini adalah untuk semua golongan dengan menggunakan prinsip syariah. (Diambil dari http://asuransiku.wordpress.com/2011/06/15/perbedaan-mendasar-asuransi-syariah-vs-konvensional/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar